Tuesday, January 6, 2009

Enam Pertanyaan Imam al-Ghazali

Assalamu'alaikum..

Aku ke Taman Jaya semalam. Sementara menunggu arahan seterusnya, aku berjalan memerhatikan keadaan sekeliling. Ya, aku perasan ada taman ketika masih berada di dalam LRT lagi. "taman ini agaknya" bisikku. Aku menunggu di perhentian teksi, tiada sesiapa kecuali pakcik-pakcik yang menunggu penumpangnya. Aku beralih ke sudut sebelah sana menghadap jalan raya. Jalan lengang di situ, tidak banyak kenderaan kelihatan. Mungkin sebab hari Ahad kot, aku tak biasa dengan tempat ini. Aku menghubungi seorang ukhti untuk memberitahu keberadaanku.


Tak lama lepas tu, aku terpandang seseorang sedang duduk di hentian teksi itu tadi. Aku keboringan menunggu seorang diri, boleh saja aku mengisinya dengan pembacaan buku yang aku bawa. Tapi, daya tarikan sangat kuat untuk aku mendekati sister itu. huhu. Tanpa segan dan silu, aku pun mengucapkan salam padanya dan kami berbual memperkenalkan diri masing-masing. Kebetulan, eh, tiada kebetulan dalam kamus hidupku kerana semuanya telah dirancang, kami memilih bidang yang sama iaitu perubatan.

Makin rancak lagilah perbualan kami. Aku juga tidak menyangka yang kami juga sefikrah. Masha Allah. Sekali lagi aku merasakan indahnya ukhuwwah ini. Kami bertukar no telefon dan email. Dia juga sedang menunggu kawan untuk menjemputnya. Rancak betul perbualan kami sampai tak sedar sudah 30 minit masa berlalu. Namun dia beransur dahulu dariku. Ilalliqa' ya ukhti fillah.
Sebenarnya nak berkongsi sesuatu ketika 'picnic' hihi.. Kami berkumpul dan memulakan sesi ta'aruf terlebih dahulu, makan-makan dan explore Islam (reka sendiri). Semasa explorace, kami ditujukan beberapa soalan. Jom baca...(",)

Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam beliau bertanya beberapa hal.

Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?. "

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS. Ali Imran 185)


Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".


Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah "MASA LALU."

Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.


Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".


Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (QS. Al- a'araf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.


Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".


Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (QS. Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".

Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah 'meninggalkan SHALAT'. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat.


Lantas pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?".


Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah "lidah MANUSIA". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Dipetik daripada: [hidayatullah.com]

No comments: